Komunitas Bisnis dan Informasi Pedia

Cara Mengatasi Hama Dan Penyakit Tanaman

by Kelud Pedia , at 10.06.00 , has 0 Comments
Tidak hanya budidaya sayur organik saja, usaha bercocok tanam apapun jika sudah terkena serangan hama penyakit bisa membuat stress para pemilik usaha. Bagaimana tidak, hasil bercocok tanam yang seharusnya berkualitas baik menjadi kurang laku bahkan gagal panen.

Berbagai cara mengatasi hama penyakit pada tanaman sudah sering dilakukan namun tetap saja belum membuahkan hasil yang maksimal. Tanaman masih rentan terhadap serangan penyakit bahkan hama lebih kebal terhadap berbagai jenis obat kimia. Lalu bagaimana solusinya?
Mengatasi Hama Penyakit Tanama
Mengatasi Hama Penyakit Tanama

Cara Mengatasi Hama Dan Penyakit Tanaman

1. Hama Ulat Plutella (Plutella maculipennis)

Ulat Plutella menyerang tanaman dengan memakan bagian epidermis atau daging daun. Daun yang sering dimakan adalah daun muda sebelah bawah. Bagian yang tidak dimakan adalah tulang daun dan bagian epidermis sebelah atas.

Ulat Plutella sangat merugikan budidaya sayuran. Pengendalian hama dilakukan dengan penggunaan agens hayati MOSA BN atau TOP BN dengan bahan aktif jamur Beauveria bassiana dan Nomuraea rileyi. Jamur ini bersifat entomopathogenik terhadap hama ulat Plutella.

Aplikasi TOP BN dilakukan pada sore hari. TOP BN 30 gr dilarutkan dengan air untuk tangki ukuran 14 liter air. Penyemprotan diarahkan ke tubuh hama dengan tujuan agar segera terjadi infeksi pada tubuh hama. Dosis untuk lahan 1000 meter persegi diperlukan 1 sachet TOP BN kemasan 100 gr.

2. Hama Ulat Tanah (Agrotis ypsilon Hufn)

Serangga dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat-tua dan pada sayap depannya terdapat titik putih dengan garis-garis lurus. Larva atau ulat berwarna coklat sampai hitam dengan ukuran panjang 4-5 cm. Daur (siklus) hidup hama berkisar antara 6-8 minggu.

Gejala serangan: Stadium hama yang membahayakan atau menyerang tanaman adalah ulat atau larvanya. Gejala serangan tangkai daun atau pucuk-pucuk tanaman menjadi layu dan terkulai, karena dipotong oleh ulat tanah.

Pengendalian non-kimiawi antara lain dengan mengatur pola pergiliran tanaman yang tepat, mencari dan mengumpulkan ulat dari sekitar persembunyiannya untuk segera dibunuh dan menjaga kebersihan kebun dari rumput- rumput liar atau sisa- sisa tanaman.
Top BN Mosa Mandiri
Top BN Mosa Mandiri

3. Hama Kutu Daun (Aphis spp)

Tubuh kutu daun berukuran kecil, panjangnya 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerah-merahan, hijau-gelap sampai hitam-suram. Daur (siklus) hidup kutu daun berkisar 14 -18 hari dan bersifat parthenogenesis,yakni beranak pinak tanpa melalui pembuahan sel telurnya.

Gejala serangan: Hama kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan sel tanaman pada permukaan daun bagian bawah, pucuk tanaman ataupun batang muda. Gejala yang dapat diamati adalah menguninganya daun (pucuk) dan kadang-kadang diikuti dengan keriting daun, sehingga pada tingkat serangan yang berat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat.

Pengendalian hama dilakukan dengan penggunaan agens hayati MOSA BN atau TOP BN dengan bahan aktif jamur Beauveria bassiana dan Nomuraea rileyi. Jamur ini bersifat entomopathogenik terhadap Aphis spp. Aplikasi TOP BN dilakukan pada sore hari. TOP BN 30 gr dilarutkan dengan air untuk tangki ukuran 14 liter air. Penyemprotan diarahkan ke tubuh hama dengan tujuan agar segera terjadi infeksi pada tubuh hama. Dosis untuk 1000 m2 diperlukan TOP BN 1 sachet isi 100 gr.

4. Hama Tungau (Mites, Tetranychus spp.)

Tubuh tungau berukuran sangat kecil dan bentuknya mirip laba-laba, berwarna merah atau hijau kekuning-kuningan serta mulutnya berwarna putih. Daur hidup hama sejak telur hingga menjadi tungau dewasa sekitar 15 hari.

Gejala serangan: Hama tungau menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel, hingga menimbulkan gejala bercak-bercak kuning pada daun, kemudian berubah menjadi titik-titik hitam atau coklat. Serangan berat hama ini biasanya terjadi pada musim kering (kemarau).

Pengendalian hama dengan agens hayati dilakukan dengan menggunakan MOSA BN atau TOP BN dengan bahan aktif jamur Beauveria bassiana dan Nomuraea rileyi. Jamur ini bersifat entomopathogenik terhadap hama tungau.

Aplikasi MOSA BN dilakukan pada sore hari. MOSA BN 30 gr dilarutkan dengan air untuk tangki ukuran 14 liter air. Penyemprotan diarahkan ke tubuh hama dengan tujuan agar segera terjadi infeksi pada tubuh hama. Dosis untuk 1000 m2 diperlukan MOSA BN 1 sachet isi 100 gr.
Ilustrasi Penyemprotan Meta BN
Ilustrasi Penyemprotan Meta BN

5. Penyakit Akar Gada (Akar Bengkak, Akar Pekuk, Club Root)

Penyakit akar Gada didebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassicae Wor. Akar yang terinfeksi mengadakan reaksi dengan pembelahan dan pembesaran sel, yang menyebabkan terjadinya bintil atau kelenjar yang tidak teratur. Rusaknya susunan jaringan akar menyebabkan rusaknya jaringan pengangkutan, sehingga pengangkutan air dan hara tanah terganggu.

Penyakit Akar Gada dikendalikan dengan agens hayati MOSA GLIO atau SUPER GLIO dengan bahan akif jamur Gliocladium sp dan Trichoderma harzianum. Pengendalian dilakukan saat sebelum tanam yaitu dipersemaian atau pembibitan dan saat awal tanam bersamaan penebaran pupuk kandang.

MOSA GLIO atau SUPER GLIO 100 gr dicampur pupuk kandang matang 25-50 kg dan diperam selama 7 hari. Selanjutnya campuran di tebar merata di persemaian dan di lubang tanam saat sebelum tanam. MOSA GLIO atau SUPER GLIO satu sachet isi 100 gr digunakan untuk lahan seluas 1000 m2. Lahan seluas 1 Ha diperlukan agens hayati MOSA GLIO atau SUPER GLIO sebanyak 1 sachet.

BACA JUGA: Cara Budidaya Sayur Organik Terpadu

6. Penyakit Busuk Basah

Penyakit busuk basah (soft rot) disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora pv. Carotovora (Jones) Dye. Gejala berupa busuk basah berwarna coklat atau kehitaman pada daun, batang dan umbi. Jika kelembaban tinggi jaringan yang sakit tampak kebasahan, berwarna krem atau kecoklatan dan tampak agak berbutir butir halus.

Penyakit busuk basah bakteri dikendalikan dangan BIO SPF dengan bahan aktif bakteri Pseudomonas fluorescent. Satu sendok (10 gr) BIO SPF dilarutkan dalam 1 lier air untuk merendam benih selama 2 jam.

Selanjutnya aplikasi dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu dengan penyiraman atau kocor pada pangkal batang. Satu sendok (10 gr) BIO SPF dicampur dengan 20 liter air dan dikocorkan pada pangkal batang untuk 150 tanaman. Satu sachet BIO SPF berisi 100 gr digunakan untuk tanaman seluas 1000 m2 atau tanaman kobis sebanyak 1500 tanaman.
Super Glio Obat Penyakit Tanaman
Super Glio Obat Penyakit Tanaman

7. Penyakit Bercak Daun Tanaman

A. Bercak Daun Alternaria

Penyebab penyakit becak daun adalah Alternaria brassicae (Berk) Sacc. Gejala berupa becak becak kecil berwarna kelabu gelap, yang meluas dengan cepat sehingga menjadi becak bulat, dengan garis tengah bisa mencapai 1 cm.

Penyakit becak daun alternaria dikendakan dangan BIO SPF dengan bahan aktif bakteri Pseudomonas fluorescent. Satu sendok (10 gr) BIO SPF dilarutkan dalam 1 lier air untuk merendam benih selama 2 jam.

Selanjutnya aplikasi dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu dengan penyiraman atau kocor pada pangkal batang. Satu sendok (10 gr) BIO SPF dicampur dengan 20 liter air dan dikocorkan pada pangkal batang untuk 150 tanaman. Satu sachet BIO SPF berisi 100 gr digunakan untuk tanaman seluas 1000 m2 atau tanaman kobis sebanyak 1500 tanaman.

B. Bercak Daun Cercospora

Penyebabnya adalah cendawan (jamur) Cercospora apii fres.

Gejala serangan: Pada daun terdapat bercak nekrotis berwarna abu abu dan tidak mempunyai titik hitam. Serangan berat biasanya terjadi pada cuaca lembab. Pada cuaca lembab permukaan bercak tampak kelabu karena terbentuk banyak konidiofor jamur Cercospora apii.

Pengendalian melalui pengelolaan budidaya dilakukan dengan cara : Menggunakan biji yang sehat,Mengatur jarak tanam yang tepat ( tidak terlalu rapat), Menjaga kebersihan kebun dari sisa tanaman yang sakit, Mengadakan pergiliran tanaman.

Pengendalian penyakit Cercospora dengan agens hayati yaitu dengan BIO SPF dengan bahan aktif bakteri Pseudomonas fluorescent. Satu sendok (10 gr) BIO SPF dilarutkan dalam 1 lier air untuk merendam benih selama 2 jam.
Bio SPF Nutrisi Tanaman
Bio SPF Nutrisi Tanaman

Selanjutnya aplikasi dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu dengan penyiraman atau kocor pada pangkal batang. Satu sendok (10 gr) BIO SPF dicampur dengan 20 liter air dan dikocorkan pada pangkal batang untuk 150 tanaman. Satu sachet BIO SPF berisi 100 gr digunakan untuk tanaman seluas 1000 m2.

Itulah sederetan jenis hama dan penyakit pada tanaman secara umum serta pengendalian cara mengatasi agar panen bisa diselamatkan. Semua produk yang digunakan dalam pengendalian hama penyakit tanaman di atas berbahan dasar hayati bukan produk kimia. Jadi sangat cocok jika diterapkan dalam budidaya sayuran organik tanpa penggunaan produk kimia.

Jangan lupa subscribe blog ini untuk mendapatkan artikel gratis via email. Caranya adalah dengan menuliskan e-mail aktif Anda pada kotak kolom yang telah tersedia. Anda akan mendapatkan pesan pemberitahuan melalui email setiap kali ada artikel yang terbit di blog Kelud Pedia. Terima kasih telah membaca, Salam Sukses Petani Indonesia.
Cara Mengatasi Hama Dan Penyakit Tanaman
About
Cara Mengatasi Hama Dan Penyakit Tanaman - Written by Kelud Pedia , Published at 10.06.00, Categorized as Hama Tanaman , Info Pertanian , Obat Hama , Pembasmi Hama , Pertanian , Solusi Pertanian . And has 0 Comments
0 Comments Add a comment
Bck
Cancel Reply

Subscribe Us

Kelud Pedia


Tulisan bebas tentang bisnis online, wisata, kesehatan, pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.


Menerima jasa pembuatan blog siap pakai untuk web profil, jualan online, blog minisite, web profesional dan lead magnet.


Melayani konsultasi online tentang blog, toko online, komputer, aplikasi dan software untuk bisnis internet online.

Peta Lokasi Mosa Pedia


Copyright ©2014 - 2020 Pro Komunitas
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger
-->